LIPUTAN1.COM-Aktivis Lembaga Antikorupsi Republik Indonesia (LAKRI) Ical Syamsuddin menyesalkan sikap DPP Partai Gerindra.
Partai besutan Prabowo Subianto ini mengalihkan dukungan dari mantan Ketua PSSI La Nyala Mahmud Matalitti kepada mantan pembalap Moreno Suprapto, untuk Pilgub Jawa Timur 2018.
Ical menilai, sikap sang Ketua Umum Gerindra, Prabowo ini telah melukai hati sesorang. “Seharusnya tidak dilakukan oleh sang Negarawan, dalam hal ini Prabowo Subianto sebagai ketua umum Gerindra,” kata dia melalui keterangan tertulis.
Dia mengingatkan, Prabowo telah memberikan surat tugas kepada La Nyala untuk mencari dukungan politik dari partai lain agar dapat diusung Gerindra di Pilgub Jatim 2018.
Namun pengalihan dukungan kepada Moreno ini menurut dia bukan cuma bentuk pelecehan terhadap La Nyalla tapi juga merupakan caracter assasination (menjatuhkan karakter) Ketua Umum Kadin Jawa Timur ini.
Dia percaya, sikap Gerindra bakal berpengaruh negatif terhadap citra partai itu mata masyarakat, karena partai ini akan dianggap inkonsisten dan seringkali memamerkan “monopoli kekuasan” melalui selembar surat tugas, tanpa mempedulikan bagaimana perasaan kader mendapat tugas itu saat tiba-tiba dukungan mengalihkan dukungan ke pihak lain.
“Baru kali ini saya melihat partai politik memberikan surat tugas kepada calon diusung. Kalau Gerindra serius mendukung La Nyalla, tentu bukan memberikan surat tugas untuk mencari partai pendukung atau koalisi, melainkan Gerindra berjibaku membantu melobi partai lain untuk berkoalisi mengusung La Nyala sebagai Cagub,” imbuh dia
Dia tegas menyatakan sikap Gerindra ini merupakan preseden buruk, dan ke depan Gerindra akan rugi besar kalau mempertahankan sikap seperti itu.
“Bakal lebih baik kalau Prabowo dan Gerindra-mempertimbangkan kembali dukungannya kepada Moreno untuk diusung di Pilgub Jawa timur 2018,” dia mengakhiri.
La Nyalla berniat maju di Pilgub Jatim, dan sebagai kader Gerindra, ketua Kadin Jatim itu mengajukan diri ke DPP partai berlambang burung Garuda itu. DPP Gerindra kemudian mengelurkan surat tugas La Nyalla mencari dukungan dari partai lain agar berkoalisi.
Salah satu poin dalam surat Prabowo itu menyatakan, kalau sampai 20 Desember La Nyalla gagal mendapat dukungan dari partai lain, maka secara otomatis surat itu hangus.(*)